Setiap entrepreneur biasanya memiliki satu kesamaan, yaitu mereka sangat mencintai perusahaan serta produk mereka. Mereka merasa sangat bersemangat, antusias, optimis, dan tidak sabar untuk memberitahu semua orang bahwa ide serta produk mereka akan berkontribusi besar terhadap dunia. Namun sebelum itu, para entrepreneur harus memikirkan terlebih dahulu hal apa yang memotivasi orang-orang, yaitu para investor, untuk dapat membantu mewujudkan ide tersebut. Karena itulah, File akan memberikanmu beberapa pedoman untuk membantumu mengamankan pendanaan untuk startup-mu serta membangun koneksi dengan para investor.
1. Kenali Investor “Smart Money”
Kamu harus terlebih dahulu mengenali dan membuat daftar investor yang “smart money”. Investor tipe ini yaitu, mereka tidak hanya akan memberikan investasi uang, namun juga akan membantu kamu membangun dan menumbuhkan bisnismu. Mereka ahli dalam bidang bisnis yang ingin kamu kembangkan, dan memiliki rekam jejak keberhasilan berinvestasi di wilayah usahamu. Kamu dapat mendapatkan berbagai informasi mengenai investor tipe ini dari data-data yang tersedia di publik, atau dari layanan berlangganan yang biasanya membutuhkan biaya. Setelah membuat daftar ini, kamu kemudian dapat meminta bantuan dari investor-investor yang kamu kenal dengan dekat terlebih dahulu. Setelah mereka diyakinkan untuk berinvestasi di usahamu, mereka akan menganjurkan bisnismu terhadap para investor lain.
Jika kamu tidak kenal dekat dengan investor-investor yang terdapat di daftar yang telah kamu buat, kamu dapat memanfaatkan network-mu untuk mencoba mencari kontak mereka. Kamu dapat melakukan hal ini melalui platform-platform seperti LinkedIn dan Angel’s List.
Sebelum kamu bertemu dengan mereka, pelajarilah mereka dengan baik-baik terlebih dahulu, seperti latar belakangnya, gaya kerjanya, kesuksesan maupun kegagalan terbesarnya.
2. Lakukan Perencanaan yang Strategis
Lakukanlah perencanaan strategis dari startup-mu (strategic planning process). Kamu tidak harus melakukan perancanaan yang dilakukan untuk periode 6 bulanan yang biasanya dilakukan untuk perusahaan-perusahaan besar. Namun pastikan bahwa kamu menguasai hal-hal berikut mengenai ide startup-mu :
- Target pasar
- Ukuran serta perkembangan pasar
- Value proposition-mu yang unik
- Profil pelanggan
- Kompetisi usahamu
- Perencanaan serta pemetaan produkmu
- Rencanamu selama 12, 24, dan 36 bulan
- Milestone-milestone kuncimu, terutama selama 18 bulan kedepan
Kamu juga harus memiliki ide serta gambaran mengenai bagaimana kamu akan menghasilkan keuntungan, yang mencangkup gross margin, biaya akuisisi pelanggan, nilai total dari seorang pelanggan, dan biaya operasional kedepannya.
3. Membuat Business Plan dan Financial Model
Dari hasil perencanaanmu pada poin sebelumnya, kamu dapat mulai membuat business plan. Biasanya, sebuah perencanaan memperkirakan financial model periode triwulanan/kuartal selama 3 tahun kedepan. Namun untuk mengerti dengan jelas bagaimana bisnismu dapat berjalan hingga ke tingkat dimana kamu dapat menjelaskannya ke para investor potensial, kamu harus merincikan perencanaan keuanganmu menjadi monthly financial plan untuk 18 bulan pertama. Kamu harus dapat memahami dan dapat menjelaskan strategi usahamu untuk menghasilkan uang dengan sangat jelas.
4. Membuat Konsep Satu Set Milestone yang Utama
Milestone-milestone kunci adalah hasil lain yang akan kamu dapatkan dari proses perencanaanmu. Untuk memperoleh kepercayaan investor, kamu perlu mengidentifikasi goal atau sasaran yang terukur, dan kapan goal tersebut dapat dicapai.
Biasanya, entrepreneur-entrepreneur terbaik menetapkan beberapa milestone kunci bersifat near-term (waktu dekat) yang perlu dicapai di beberapa bulan mendatang. Pencapaian sasaran-sasaran tersebut dapat mengembangkan rasa kepercayaan d antara para investor potensial. Milestone-milestone yang kamu tetapkan harus bersifat nyata dan relevan. Jadi ketahui dan tetapkanlah apa saja milestone-mu dan bagaimana cara kamu melacak perkembangan dari pencapaian sasaran-sasaran tersebut.
5. Buatlah Sebuah Cerita yang Merangkum Masalah yang Akan Dipecahkan oleh Startup-mu
Para pemodal ventura maupun angel investor biasanya adalah orang-orang yang sangat sibuk dan harus memeriksa ataupun menyaksikan banyak sekali permintaan perjanjian. Karena itu, teknik ini dapat menarik perhatian mereka serta menjelaskan bisnismu pada 5 menit pertama meeting-mu dengan mereka. Cerita menarik yang relevan dengan pengalaman serta pengetahuan para pendengar telah terbukti menjadi pembuka yang baik, terutama kepada para investor “smart-money”.
6. Buatlah Presentasi Investor dan Pitch Deck
Presentasi yaitu apa yang akan kamu katakan dan bagaimana kamu mengatakannya, sedangkan pitch deck adalah teks serta gambar yang ada pada slide-mu. Pitch deck yang kamu buat harus menyampaikan cerita dari startup-mu dan aspek-aspek kunci mengenai bisnis serta produkmu. Kamu juga bisa memasukkan beberapa aspek keuangan penting mengenai bagaimana kamu berencana untuk menghasilkan uang berdasarkan model keuangan yang telah kamu buat dengan ketat dan teliti.
Beberapa tips yang dapat kamu terapkan saat melakukan presentasi: 2 hingga 3 menit per slide untuk menjelaskan budget, 20 menit untuk melakukan pitch yang sebaiknya tidak melebihi 10 hingga 12 slide. Sesi Q&A kemungkinan akan berlangsung selama 15 hingga 20 menit, dan jika beruntung, audiensmu akan memunculkan beberapa dialog denganmu selagi kamu melakukan presentasi. Hal ini biasanya adalah sebuah pertanda baik, tentunya jika dialog-dialog ini relevan dengan startup-mu.
Pada saat melakukan presentasi, kamu akan dievaluasi secara menyeluruh oleh para investor potensial. Apakah mereka dapat mempercayaimu? Apakah kamu mengerti dengan baik mengenai bisnismu? Bagaimana kamu merespon ketika sedang ditanya, atau saat sedang berada di bawah tekanan? Apakah kamu mempunyai kredibilitas? Karena itulah, sangat penting bagi kamu untuk berlatih terlebih dahulu.
7. Membuat Konsep Executive Summary
Rancanglah executive summary yang memberikan informasi yang cukup untuk menarik perhatian dan minat, serta yang berpotensi besar mendapatkan sebuah meeting tatap muka dengan para investor potensial. Berikan dan tekankan informasi serta fakta yang paling relevan mengenai perusahaan, produk, serta target pasarmu.
8. Buat dan Latih Elevator Pitch-mu
Gunakan executive summary yang telah kamu buat untuk mengupas informasi-informasi tersebut lebih lanjut, menjadi elevator pitch. Bayangkan jika kamu menaiki lift selama 30 detik hingga 2 menit. Dalam jangka waktu ini, kamu harus dapat mendeskripsikan dengan jelas apa yang perusahaanmu lakukan, bagaimana kamu akan menang di dalam target pasarmu, beberapa target pelangganmu yang spesifik, dan keunggulan kompetitif dari produkmu yang melebihi produk dari para sainganmu. Latihlah terus elevator pitch-mu hingga kamu benar-benar yakin dengan ceritamu. Jangan membaca kata-kata yang ingin kamu sampaikan, dan selalu tunjukan passion-mu.
9. Membuat Satu Set FAQ dan Berlatih dengan Audiens yang Hostile
Hal ini merupakan salah satu komponen yang sering diabaikan pada persiapan meeting dengan investor, padahal kegiatan ini penting untuk dilakukan untuk melatih kesiapanmu dalam menghadapi berbagai pertanyaan dan tipe audiens. Cobalah untuk berlatih dengan sekelompok orang yang berpengetahuan banyak tentang bisnismu dan “menyerangmu”. Dan dari pertanyaan-pertanyaan sulit yang diutarakan oleh kelompok orang ini, buatlah FAQ. Hal ini dapat sangat mempersiapkan mental serta kepercayaan dirimu.
10. Ulangi, dan Terus Kembangkan Proses-Proses Tersebut
Saat kamu melakukan meeting dengan investor potensial, kumpulkanlah feedback dari mereka. Masukkanlah ide-ide mereka ke dalam pitch deck, executive summary, model bisnis, dan FAQ-mu. Cobalah untuk belajar dari semua orang yang kamu temui. Walaupun kamu merasa sudah sangat berhasil pada sesi pertamamu bertemu dengan investor, kamu masih dapat terus menguatkan presentasimu dengan mengumpulkan masukan dari semua investor yang kamu temui.