Dalam sebuah startup, dapat kamu ibaratkan dan sangkutpautkan dengan berbagai hal. Operasional diibaratkan sebagai badan bisnis kamu, strategi bisnis adalah otak di belakangnya yang mengatur segala sistem dan segala halnya, dan tidak lupa juga bahwa keuangan ataupun modal merupakan sumber penghidupan dari bisnis kamu yang menopang segala hal di dalamnya. Pada umumnya, startup sangat hebat dalam hal operasional dan strategi bisnis, tetapi yang bisa membedakannya dari usaha yang gagal adalah pengetahuan mereka terhadap keuangan serta akuntansi.
Bagi banyak pengusaha, keuangan dan akuntansi menjadi pertimbangan terbesar dalam pengambilan keputusan bisnis, karena sebagian besar mempertimbangkan kemungkinan implikasi finansial. Agar tidak melewatkan aspek finansial dalam bisnis kamu, berikut tiga aspek finansial yang perlu kamu perhatikan sebelum launching startup kamu!
1. Perkiraan Keuangan
Di sinilah hal terpenting yang pada umumnya gagal startup lakukan. Perkiraan atau peramalan keuangan memang merupakan proses yang tidak mudah untuk dilakukan terutama bagi para pemula, tetapi sebagai perusahaan startup, banyak yang senang hati mengisi model bisnis dan template rencana, sehingga naratif serta asumsi berbasis ide dapat menjadi lemah. Melihat dampak finansial setidaknya lima tahun pertama dari bisnis tersebut akan memberimu gagasan yang lebih baik mengenai apakah akan mendorong bisnismu terlebih lagi atau justru melepaskan gagasan tersebut.
Dasar yang perlu kamu pertimbangkan mengenai perkiraan keuanganmu adalah asumsi-asumsi, keuntungan dan kerugiannya, arus kas, balance sheets, serta indikator kinerja utama dari startup-mu. Tidak lupakan juga target dari setiap tahunnya, dan periksa perkembangan dan progress-nya di akhir hari. Tujuanmu juga harus SMART (Specific, Measurable, Attainable, Realistic, Time-Bound), yaitu spesifik, jelas, mendetail, dapat terukur kesuksesannya, dapat dicapai, realistis, juga terikat waktu. Jangan memasang target terlalu tinggi, namun sebaiknya kembangkan tujuan-tujuan tersebut.
2. Anggaran
Mungkin ada kemiripan dari anggaran dan perkiraan keuangan di atas, tetapi pada anggaran inilah kamu harus lebih terfokus dengan arus masuk dan arus keluarnya keuangan, karena sebaiknya ditentukan pada awal pembentukan startup untuk menghindari kebangkrutan.
Sebenarnya semuanya akan berdampak kepada semuanya, “Everything affects everything”, begitu kata seorang anonim, benar sekali. Begitu juga dengan anggaran. Perkiraan keuangan yang dilakukan dengan baik akan dapat menjadi alat penganggaran yang hebat, namun karena para pendiri startup pada umumnya tidak benar-benar memahami keuangan, membuat anggaran untuk arus masuk dan arus keluar yang sudah pasti diharapkan dapat mempermudah segalanya.
Merencanakan jumlah modal yang disetor secara tepat dapat menghemat jauh lebih banyak biaya dan akan membebaskan kamu dari masalah membayar biaya yang lebih di masa depan. Namun, perlu diingat kembali bahwa setiap kali uang tunai yang kamu tanamkan ke bisnismu, pajak dan biaya lainnya pun juga harus terbayarkan secepatnya.
3. Perencanaan Bisnis
Nah, jika kamu tidak ingin memikirkan kedua aspek finansial di atas dan hanya ingin fokus kepada aspek yang satu ini, itu adalah hal yang mungkin saja terjadi. Untuk perencanaan bisnis, kamu dapat segera menghubungi temanmu yang merupakan seorang akuntan ataupun pengacara. Ceritalah kepadanya tentang rencana bisnis kamu, mintalah masukan tentang rencana dan struktur, serta tanyakan apa lagi yang perlu kamu pertimbangkan untuk bisnis kamu.
Perencanaan bisnis yang matang merupakan aspek yang sangat kuat untuk mendorong kelangsungan bisnis agar berjalan lancar. Jika kamu masih ragu atau tidak yakin, bahkan ada baiknya jika kamu memiliki uang berlebih, kamu dapat menyewa konsultan bisnis tahap awal yang dapat membantu kamu untuk mengatasi masalah serta kejanggalan-kejanggalanmu dalam sekejap, karena dipastikan dapat memberi kamu solusi agar kamu dapat memulai segalanya dengan baik.
[Ni Putu Putri]