Startup travel adalah salah satu jenis bisnis yang dapat dibilang memiliki corong sempit untuk kesuksesan. Hal ini disebabkan 2 alasan, yang pertama adalah dunia bisnis travel sangatlah kompetitif. Sekarang ini terdapat ratusan bisnis travel yang menjual tiket dan paket liburan ke ratusan destinasi, sehingga menyebabkan biaya marketing yang tinggi. Yang kedua adalah tiap tahunnya, 1 orang biasanya pergi berlibur ke tempat yang berbeda, membuat paket liburan ke 1 destinasi menjadi transaksi yang hanya dilakukan sekali saja.
Dengan adanya tantangan-tantangan ini, ada 2 strategi marketing yang biasanya dilakukan. Bisnis Travel OTA (over-the-air ), atau aplikasi yang menyediakan booking paket liburan dari manapun di dunia, biasanya berfokus pada branding, dimana mereka membangun sebuah brand yang memastikan bahwa jasa mereka menjadi pilihan pertama pelanggan untuk rencana liburan mereka. Yang kedua adalah untuk startup yang berfokus pada destinasi-destinasi liburan yang mereka sediakan (destination-based ). Untuk startup seperti ini, mereka mengandalkan SEO, SEM, dan content marketing untuk membangun bisnis mereka, dengan tujuan untuk menarik pelanggan dari Google yang sedang mencari liburan ke destinasi yang mereka sediakan.
Namun cara-cara di atas termasuk strategi yang dapat membuatmu mengeluarkan banyak uang. Nah, bagaimana sih caranya untuk startup-startup travel yang baru untuk memasarkan produknya dengan strategi yang lebih murah? Berikut adalah tips and trick dari pendiri-pendiri bisnis travel yang membantu mereka sukses.
Focus On Reviews
Hotel dan bisnis yang berhubungan dengan experience atau pengalaman seperti hiburan liburan biasanya tercantum di agregator online seperti TripAdvisor. Situs web ini seringkali dipakai wisatawan untuk meriset dan merencanakan liburan mereka. Maka itu peringkat sebuah destinasi tujuan di situs web jenis ini bisa membangun ataupun merusak bisnis travel.
Menurut Andrea Gaviria, Marketing Operations di Ibiza Summer Villas, strategi yang fokus kepada review telah membantu timnya mencapai target pengunjung mereka yang ingin mengetahui review dari pengunjung yang lalu sebelum melakukan booking. Dengan memfokuskan bisnis ke review, kamu bisa membangun sebuah kredibilitas yang seringkali menjadi faktor penting yang dilihat calon wisatawan disaat mencari destinasi liburan mereka.
Direct Social Outreach
Bila kamu tidak memiliki budget yang banyak, salah satu cara untuk memasarkan startup travel-mu dengan biaya yang efektif adalah dengan pendekatan atau penjangkauan langsung. Menurut Jeremy Clement, co-founder dari Project Expedition, sebuah marketplace dan tour travel, hashtag (#) pada media sosial seperti Twitter dan Instagram dapat membantu kamu menemukan prospek bisnis kamu dengan destinasi liburan yang spesifik.
Salah satu metodenya adalah dengan pertama-tama mencari orang-orang yang seringkali menggunakan hashtag yang kamu tentukan. Selanjutnya, kamu bisa memulai sebuah engagement atau interaksi dengan mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan comment, me-mention, ataupun memberi pesan melalui media sosial yang bersangkutan. Kamu bisa juga menambahkan hal lebih ke strategi ini dengan menawarkan diskon ataupun tawaran-tawaran lain yang dapat membawa mereka ke situs web kamu untuk melakukan booking.
Strategi direct social outreach ini dapat membantu kamu mendapatkan pelanggan yang mungkin tidak dapat kamu jangkau melalui strategi marketing sebelumnya. Ditambah lagi, strategi ini dapat digunakan oleh bisnis travel OTA maupun destination-based.
Side Project Marketing
Solusi yang unik satu ini dapat digunakan oleh kedua tipe bisnis startup, OTA dan destination-based. Menurut LP Maurice, CEO dan founder BusBud, startup milikinya sering kali menyelenggarakan “hackathon”, sebuah acara dimana programmer, graphic designer, interface designer, project manager, dan elemen-elemen lain dari sebuah software development, berlomba untuk membuat aplikasi dengan sebuah ketentuan dan tujuan tertentu.
BusBud mengadakan hackathon dimana para developer dapat berinovasi untuk menyolusikan dunia travel dengan API (application program interface ) milik mereka. Strategi ini membantu BusBud membangun produk yang menarik seperti aplikasi yang dapat membandingkan harga tiket bus dengan tiket pesawat untuk tujuan yang sama. Proyek-proyek seperti ini tidak hanya berguna untuk produk inti kamu, namun juga membangun sebuah viralitas dan juga booking-booking yang baru.
Jadi itulah strategi-strategi untuk startup travel kamu yang tidak mengeluarkan biaya yang besar. Banyak pebisnis yang mengasumsikan bahwa sebuah bisnis travel memerlukan dompet yang tiada akhirnya, namun dengan strategi-strategi ini sudah terbukti bahwa selalu ada cara untuk menembus pasar dengan cara-cara yang murah dan inovatif. Dan pada waktunya, bisnis kamu dapat bertumbuh cukup besar hingga dapat beralih fokus pada strategi marketing yang lebih berbiaya.