Halo Sobat Filemagz! Bagaimana pendapat kamu tentang 2022? Lebih seru dari 2021? Atau malah lebih membosankan? Menurut mimin sendiri, tahun 2022 menjadi salah satu tahun yang sangat seru, terutama di bidang teknologi dan lifestyle. Banyak sekali hal menarik yang terjadi di penjuru dunia, mulai dari yang bikin senang sampai yang bikin sedih. Nah, karena itu, mimin mau ajak kamu untuk merekap hal-hal menarik yang terjadi di tahun 2022 dari sudut pandang teknologi dan lifestyle. Yuk, simak artikel ini sampai habis!
Akhir dari Pandemi?
(Sumber: pexel.com)
Tahun 2022 bisa dibilang sebagai tahun kebangkitan manusia dalam melawan Covid-19. Dibandingkan dua tahun sebelumnya, protokol kesehatan sudah menjadi sangat longgar, setidaknya di Indonesia. Tempat-tempat umum seperti sekolah, mal, kantor, hotel, tempat ibadah, dan lokasi wisata sudah mulai dibuka kembali. Peraturan PPKM dan PSBB juga jauh lebih ringan sehingga masyarakat bisa lebih bebas untuk berinteraksi satu sama lain.
Presiden Jokowi sudah berencana untuk menghentikan PPKM pada tahun baru nanti. Apabila rencana ini terlaksana, mimin harap kita semua dapat tetap menjaga diri dengan selalu memakai masker di tempat-tempat umum dan menjaga kebersihan diri. Kita harus selalu waspada karena ancaman Covid-19 masih ada. Walaupun saat ini kita memiliki teknologi dan vaksin yang jauh lebih maju, ada baiknya jika kita berusaha untuk mencegah daripada mengobati.
Akhir dari pandemi? Bisa jadi. Namun, apakah kita sudah bebas dari Covid sepenuhnya? Belum. Jadi, tetap jagalah dirimu dimana pun kamu berada.
Kematian Cryptocurrency
(Sumber: pexel.com)
Beberapa tahun yang lalu, cryptocurrency menjadi salah satu trending topic di bidang teknologi, bisnis, dan juga lifestyle. Sebut saja Bitcoin yang menjadi perbincangan hangat di seluruh media sosial pada pertengahan tahun 2020. Dalam perkembangannya, cryptocurrency juga memiliki “saudara” dengan sistem bisnis dan program serupa yang disebut NFT, yang tidak kalah populer. Saking populernya, cryptocurrency bahkan sempat digadang-gadang sebagai cara manusia untuk bertransaksi di masa depan, menggantikan uang dan kartu bank.
Sayangnya, cryptocurrency memiliki sifat yang tidak stabil dan sulit (atau mungkin mustahil) untuk diprediksi. Hal ini terlihat dengan lesunya perbincangan tentang cryptocurrency di akhir tahun 2022. Apabila ada pun, perbincangan tersebut lebih sering berkonotasi negatif dibandingkan positif. Contohnya saja adalah jatuhnya FTX, matinya NFT, dan adanya laporan 80.000 investor Bitcoin yang sudah tidak menjadi miliuner (mendadak miskin) karena perkembangan cryptocurrency yang stagnan. Di luar berita-berita buruk tersebut, terdapat juga isu-isu negatif lain seperti banyaknya kejadian scam, penyalahgunaan privasi, dan lain-lainnya.
Berkurangnya minat masyarakat terhadap cryptocurrency bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu hal tersebut adalah berakhirnya pandemi. Tak dipungkiri, adanya pandemi telah mendorong masyarakat untuk mencari hobi dan sumber penghasilan baru yang bisa dilakukan dari rumah. Inilah salah satu alasan mengapa cryptocurrency sangat populer di pertengahan tahun 2020 sampai tahun 2021. Namun, setelah pandemi berakhir, masyarakat mulai kembali ke kegiatannya di luar rumah.
Selain itu, cryptocurrency juga memiliki entry-barrier yang tinggi. Dengan kata lain, orang yang ingin terjun ke dunia crypto harus memiliki ilmu yang cukup agar tidak merugi. Karena inilah, banyak orang yang tidak tertarik untuk mencoba cryptocurrency. Ketidakstabilan cryptocurrency juga memberikan rasa takut untuk orang-orang yang baru belajar.
Elon Musk dan Twitter
(Sumber: dokumen penulis)
Setelah berhasil membangun perusahaan-perusahaan terkenal seperti Tesla, SpaceX, PayPal, dan Boring Company, Elon Musk masih belum puas dan bertekad untuk membeli Twitter. Peristiwa ini sebenarnya berawal pada tahun 2017, dimana Musk menulis “How much is it?” menggunakan akun pribadinya untuk membalas candaan yang menyuruhnya untuk membeli Twitter. Namun, Tweet CEO Tesla tersebut ternyata bukan omong kosong. Pada April 2022, Musk mulai mengkritik Twitter karena banyaknya aturan-aturan yang menghalangi free speech dan demokrasi di Twitter. Karena alasan itulah, Musk ingin membeli Twitter dan berencana untuk mengubahnya menjadi tempat dimana netizen bisa menyuarakan pendapat mereka dengan bebas.
Pada Januari 2022, Musk mulai membeli sebagian saham Twitter dan tiga bulan setelahnya, ia mengatakan bahwa dirinya telah mengakusisi 9,2% saham Twitter. Singkat cerita, dirinya ditawari menjadi bagian board of directors di Twitter. Pada awalnya, Musk menerimanya dengan senang hati. Namun, beberapa hari kemudian, Musk secara tiba-tiba menolak posisi tersebut karena ia merasa banyaknya akun palsu dan akun spam. Setelah penolakan tersebut, pihak Twitter mengancam akan membawa kasus ini ke meja hijau.
Elon Musk tentunya tidak mau terlibat dengan hukum. Untuk menghindari pengadilan tersebut, dirinya pada akhirnya setuju untuk membeli Twitter dengan harga 44 miliar dolar AS. Sayangnya, akusisi ini dipandang buruk oleh pengguna Twitter. Banyak yang mengatakan bahwa Musk membawa perubahan-perubahan yang “aneh” untuk Twitter. Salah satu contoh perubahan tersebut adalah adanya fitur paid verification, dimana pengguna Twitter dapat membeli lambang cetang biru dengan harga 20 dolar per bulan. Harga tersebut dinilai terlalu mahal oleh netizen sehingga Musk mengubahnya menjadi 8 dolar per bulan.
Namun, masalah utama dari adanya paid verification bukan datang dari harganya, melainkan cara implementasinya. Adanya paid verification tentunya akan memperbesar kemungkinan adanya scam dan akun palsu, sebuah hal yang sangat dihindari Musk. Oleh karena itu, Musk menciptakan sistem dua lambang centang yang juga dinilai aneh dan bodoh oleh netizen.
Elon Musk sendiri sepertinya sudah bosan dengan Twitter. Dirinya sempat membuka poll yang menanyakan apakah dirinya harus turun dari posisinya sebagai CEO Twitter (Musk akan mematuhi hasil poll). Dari poll tersebut 57,5% suara mengatakan bahwa dirinya dia harus turun. Semenjak itu, Elon Musk diprediksi akan menjual Twitter dalam waktu dekat.
Kalau kamu sendiri suka nggak sih sama perubahan Twitter belakangan ini? Tulis di kolom komentar ya!
AI is Everywhere
(Sumber: pexels.com)
Salah satu fenomena terbesar seputar AI pada tahun ini adalah AI art. Menggunakan AI art, manusia dapat mengubah imajinasinya menjadi sebuah gambar yang cantik hanya dengan menuliskan sebuah kalimat yang disebut dengan prompt. Prompt yang dituliskan bersifat bebas, sehingga masyarakat bisa menuliskan apa saja yang mereka mau tanpa ada batasan sedikitpun. Setelah prompt di-submit, AI akan mengubah kalimat yang ditulis menjadi sebuah gambar hanya dalam hitungan menit atau bahkan detik.
Terdengar keren, bukan? Tentu. Sayangnya, AI art juga menuai banyak kecaman, terutama dari para seniman yang merasa posisi mereka terancam dan bisa digantikan oleh AI. Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa AI art bukanlah seni yang sebenarnya dan mimin setuju dengan mereka. Karena itulah, pada pertengahan Desember lalu, ArtStation mengadakan gerakan No AI. Semua AI generated images diblok dari situs tersebut dan hanya menyisakan karya-karya murni dari seniman di seluruh dunia.
Selain AI art, fenomena yang tidak kalah menggemparkan terkait AI adalah ChatGPT. ChatGPT merupakan sebuah chat bot yang sudah dilatih untuk dapat merespon dialog manusia secara luwes sehingga terkesan seperti percakapan manusia dengan manusia. Menurut website resmi ChatGPT, bot ini mampu untuk menjawab follow-up questions, mengakui kesalahan, menentang pernyataan yang salah dari pengirim pesan, dan menolak pertanyaan yang tidak pantas. Dalam praktiknya, ChatGPT bisa digunakan untuk menulis esai, menulis skrip film, merekomendasikan resep, dan hal-hal lainnya.
Apabila kamu ingin melihat sendiri kemampuan “gila” dari kedua AI ini, kamu bisa saja langsung search Midjourney (untuk AI art) dan ChatGPT. Bahkan, jika kamu sadar, kamu sebenarnya sudah melihat kemampuan ChatGPT yang sudah membantu mimin untuk menulis salah satu bagian di artikel ini. Coba tebak bagian mana yang ditulis oleh ChatGPT dengan tulis komentar di bawah!
Piala Dunia Qatar 2022
(Sumber: 1news.co.nz)
Siapa sih yang tidak kenal dengan perhelatan akbar yang satu ini? Mimin yakin, bahkan jika kamu bukan penggemar sepak bola, kamu pasti pernah dengar tentang piala dunia setidaknya satu kali. Nah, bagi penggemar sepak bola, piala dunia merupakan ajang yang sangat ditunggu-tunggu.
Piala dunia tahun ini diadakan di Qatar dan menjadi piala dunia pertama yang diadakan di musim dingin. Turnamen ini diikuti oleh 32 negara dari 6 konfederasi. Dari 32 negara tersebut, Argentina keluar sebagai juara dan membawa pulang piala dunia ketiga mereka setelah menunggu 36 tahun lamanya.
Piala Dunia Qatar 2022 akan dikenang karena beberapa hal menarik yang terjadi selama turnamen tersebut berlangsung. Salah satu hal menarik tersebut adalah Morocco miracle run. Maroko bukanlah negara yang terkenal dalam dunia sepak bola internasional. Namun, pada piala dunia ini, mereka berhasil mencapai semi final dengan mengalahkan tim-tim besar seperti Portugal dan Spanyol. Selain itu, piala dunia ini juga menjadi turnamen internasional terakhir untuk Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Keduanya sering digadang-gadang sebagai greatest of all time atau yang terbaik sepanjang masa.
Nah, itulah hal-hal menarik yang mimin bisa rekap selama tahun 2022. Apabila mimin harus review, tahun ini mimin kasih nilai 8 dari 10. Tahun ini memang penuh dengan berita-berita yang tidak tidak terduga. Sebenarnya, lima topik di atas hanyalah sebagian kecil rangkuman dari banyaknya kejadian-kejadian menarik di tahun ini. Kamu juga bisa tambahkan hal-hal menarik lain menurut kamu di kolom komentar, lho! Jangan lupa juga untuk cek Instagram Filemagz dan Filetechno untuk informasi-informasi menarik lainnya ya!
Akhir kata, mimin mau ucapin terima kasih atas support kamu di tahun 2022 ini, baik di artikel, Instagram, maupun TikTok. Semoga di tahun selanjutnya, mimin bisa kasih topik-topik yang lebih informatif dan menarik lagi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya dan selamat tahun baru! Bye-bye!