Halo, Sobat Filemagz! Perkembangan kamera smartphone selama satu dekade terakhir merupakan kemajuan yang sangat mengesankan pada bidang teknologi. Dulu, kamera 8MP sudah dianggap sebagai dewa kamera smartphone. Namun sekarang, 8MP sudah tidak menawarkan kesan “wow” yang sama dan bahkan sudah tidak bisa diandalkan dalam segi marketing smartphone. Saat ini, sensor kamera smartphone kebanyakan sudah memiliki megapiksel tinggi, mulai dari 12MP seperti pada iPhone 14 dan 14 Plus, hingga 200MP pada Samsung Galaxy S23 Ultra.
Selama kamu menggunakan kamera smartphone, apakah kamu sadar bahwa foto yang biasa diambil secara default hanya berkisar 12MP, bukan sesuai dengan ukuran megapiksel yang ada di sensor tersebut? Hal tersebut terjadi karena adanya teknologi yang bernama pixel binning. Lalu, teknologi ini dipakai pada kamera smartphone? Yuk, cek bahasannya di bawah ini!
Seputar Pixel Binning
Pixel binning adalah teknologi yang diterapkan pada sensor smartphone untuk menyatukan (atau mem-binning) pixel-pixel kecil menjadi sebuah pixel besar untuk meningkatkan kualitas foto yang diambil. Pixel besar ini biasa disebut dengan superpixel. Metode pixel binning pada setiap brand smartphone diterapkan dengan cara yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan spesifikasi dan kustomisasi smartphone tersebut. Contohnya, iPhone 14 Pro dan Pro Max yang memiliki kamera 48MP menggunakan metode pixel binning 4×4, sehingga menghasilkan default foto 12MP. Sementara itu, Samsung Galaxy S23 Ultra yang menggunakan metode yang sama akan menghasilkan foto 50MP yang kemudian di-binning lagi untuk menghasilkan default foto 12,5MP.
Manfaat Pixel Binning
Setelah membaca pembahasan sebelumnya mungkin kamu akan bertanya, sebenarnya apa sih tujuan dari teknologi pixel binning ini? Proses pembuatan superpixel ternyata berpengaruh cukup signifikan terhadap proses penangkapan cahaya dari pixel-pixel kecil. Selanjutnya, hasil foto yang didapat bisa diproses dengan lagi menggunakan AI yang tertanam pada sistem kamera smartphone. Pada akhirnya, proses-proses tersebut akan menghasilkan gambar yang minim noise. Manfaat ini akan sangat dirasakan oleh smartphone user ketika dihadapkan dengan kondisi low light.
Manfaat lain yang didapatkan dari penerapan pixel binning pada kamera smartphone adalah penghematan penyimpanan pada storage. Jika kamu teliti pada penjelasan di atas, kamu pasti menyadari bahwa ukuran megapiksel akhir yang didapatkan dari sebuah foto ternyata sudah diperkecil dan bahkan jauh dari ukuran megapiksel aslinya. Bayangkan saja, berapa besar ukuran foto yang akan disimpan pada storage smartphone-mu apabila tidak ada teknologi ini. Hal ini belum menghitung besarnya resolusi foto yang bisa saja melebihi 1080p.
Kekurangan Pixel Binning
Meskipun membantu mengurangi noise, kelemahan yang ditimbulkan dalam penggunaan teknologi pixel binning ini adalah berkurangnya detail. Foto yang diambil dari kamera 200MP tentu memiliki detail yang sangat tajam, dibandingkan dengan foto yang sudah diproses dengan pixel binning yang hanya menghasilkan output foto di kirsaran 12MP.
Oleh karena itu, kemampuan dan optimasi pixel binning ini tentunya harus dibantu dengan kemampuan sensor, lensa kamera, dan artificial intelligence (AI) dengan processing yang bagus, untuk menghasilkan foto yang mendukung. Jika hanya pixel binning dan tuning AI-nya saja yang bagus tetapi sensornya kurang, tentu gambar yang dihasilkan tidak akan optimal, dan berlaku juga untuk sebaliknya. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa kamera besar seperti DSLR dan mirrorless sesungguhnya masih sangat dibutuhkan. Kamera-kamera tersebut memiliki ukuran sensor yang jauh lebih besar dibandingkan kamera smartphone.
Kendati hal tersebut, kemampuan pixel binning merupakan bentuk kemajuan teknologi yang membuktikan bahwa kamera smartphone secara perlahan terus meningkat dan diperhatikan, mengingat tidak sedikit konsumen yang mempertimbangkan aspek kamera saat menentukan smartphone.
Tentang Megapiksel
Karena mimin sudah bahas panjang lebar seputar teknologi kamera smartphone, mimin bakal gunakan artikel ini juga untuk sekalian bahas hal-hal seputar megapiksel smartphone. Terkadang, banyak calon pembeli smartphone yang berpikir bahwa semakin besar megapiksel sebuah kamera, semakin baik juga foto yang akan ditangkap. Secara teknis, pernyataan tersebut tidak salah. Namun secara praktis, hal tersebut akan ditentukan oleh banyak hal, seperti kualitas sensor, kemampuan AI, keadaan lingkungan saat foto diambil, dan bahkan pixel binning.
Jika kamu zoom in sebuah foto sampai maksimal, kamu mungkin akan menyadari bahwa foto adalah gabungan dari pixel-pixel kecil yang memiliki warna berbeda dan disatukan untuk membuat bentuk foto yang utuh. Semakin besar megapiksel sebuah kamera, semakin banyak juga pixel-pixel kecil yang ditangkap. Hal ini akan berpengaruh pada kedetailan foto yang diambil. Walau begitu, kamu juga harus ingat bahwa pixel-pixel kecil tersebut juga memiliki kualitas tersendiri. Jika kualitas per-pixel-nya saja sudah buruk, maka gabungan dari pixel-pixel tersebut juga akan buruk. Nah, di sinilah teknologi seperti pixel binning dan AI akan beraksi untuk membantu menghasilkan foto yang lebih baik, bahkan dari foto yang kurang detail sekalipun.
Sebenarnya, masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi hasil foto yang kamu “jepret” dengan kamera smartphone-mu. dari hardware hingga software. Besar megapiksel, pixel binning, dan hal-hal yang sudah di-mention di atas menjadi faktor-faktor yang menentukan. Selain faktor-faktor tersebut, terdapat juga hal-hal lain seberti optical image stabilization (OIS), filter dan color processing, serta kemampuan kamu sendiri dalam menangkap gambar.
Nah, jadi gimana nih sobat Filemagz, apakah kamu sudah paham tentang pixel binning? Apakah kamu juga sudah memahami apa saja proses rumit yang terjadi di belakang terciptanya suatu foto? Kamu bisa langsung aja komentar di bawah ya! Sekian informasi yang dapat mimin sampaikan. Semoga dengan artikel ini, kamu bisa lebih paham dan tertarik dengan teknologi-teknologi di sekitar kamu ya! Jangan lupa juga untuk follow instagram @filemagz dan @filetechno, serta share artikel ini ya! Terima kasih.