(sumber: pixabay.com)
Hai, Sobat Filemagz! Pernahkah kamu merasa hanya melihat konten yang serupa di timeline media sosial kamu? Atau tiba-tiba saja sebuah iklan muncul setelah kamu membicarakan produk tersebut? Inilah pengaruh dari algoritma sosial media yang semakin hari semakin kuat dalam membentuk cara kita berpikir dan melihat dunia. Tapi, apakah algoritma ini benar-benar bisa membentuk pola pikir kita? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa yang Sebenarnya Kita Lihat?
Algoritma sosial media, seperti di Instagram atau TikTok, berfungsi untuk menampilkan konten yang dianggap paling relevan bagi pengguna berdasarkan interaksi mereka. Algoritma ini menggunakan data, seperti riwayat pencarian, konten yang sering disukai, dan waktu yang dihabiskan untuk menonton video tertentu. Akibatnya, kita cenderung hanya melihat konten yang sejalan dengan minat dan pandangan kita, lho.
Faktor Bubble Filter
(sumber: mytwogoodcents.wordpress.com)
Media sosial seringkali membuat kita merasa nyaman dengan apa yang kita lihat setiap hari. Tanpa disadari, kenyamanan ini sebenarnya diciptakan oleh algoritma yang membentuk “gelembung” di sekitar kita. Bubble filter adalah fenomena di mana algoritma menampilkan konten yang hanya sesuai dengan minat kita, sehingga kita seolah-olah hidup dalam “gelembung” yang tidak memungkinkan kita melihat pandangan berbeda. Karena hanya disuguhkan informasi yang serupa, pandangan kita terhadap dunia bisa menjadi sempit, sehingga kita rentan terjebak dalam bias konfirmasi, yaitu kecenderungan untuk hanya mempercayai informasi yang sesuai dengan keyakinan kita sendiri.
Pembentukan Opini Melalui Rekomendasi Konten
(sumber: krajan.id)
Selain membentuk pengalaman personal kita di media sosial, algoritma juga memainkan peran besar dalam membentuk opini publik. Nah, salah satu efek algoritma sosial media adalah kemampuannya dalam membentuk opini publik. Dengan menampilkan topik-topik tertentu di feed, algoritma dapat mendorong kita untuk lebih sering berpikir dan berbicara mengenai isu-isu tersebut. Misalnya, ketika isu tertentu sedang trending, algoritma akan merekomendasikan lebih banyak konten tentang topik tersebut. Akhirnya, kita menjadi lebih terpengaruh oleh opini yang beredar dan mungkin tanpa sadar membentuk pendapat kita berdasarkan pandangan mayoritas.
Dampak Algoritma pada Persepsi Sosial
Selain membentuk opini tentang dunia luar, algoritma juga berdampak pada cara kita memandang diri kita sendiri, loh. Media sosial seringkali mendorong citra tubuh, gaya hidup, dan pencapaian yang ideal melalui konten yang viral atau populer. Hal ini memunculkan fenomena FOMO atau Fear of Missing Out, yaitu perasaan takut tertinggal atau tidak mengikuti tren. Karena terus-menerus melihat standar sosial yang tinggi, kita bisa merasakan tekanan untuk memenuhi standar tersebut. Tak jarang, orang mulai merasa tidak cukup baik atau berusaha keras agar dapat menyesuaikan diri dengan “standar” yang ditampilkan oleh media sosial.
Melepaskan Diri dari Pengaruh Algoritma
(sumber: istock)
Nah, Sobat Filemagz, ada beberapa cara untuk mengurangi pengaruh algoritma dalam membentuk pola pikir kita. Salah satu caranya adalah dengan berusaha untuk melihat informasi dari sudut pandang yang berbeda, seperti mengikuti akun-akun yang membahas topik beragam. Selain itu, penting juga untuk mengatur waktu dalam menggunakan media sosial agar tidak terjebak dalam bubble filter. Sobat Filemagz juga bisa mencoba untuk lebih kritis terhadap konten yang dilihat dan tidak mudah mempercayai informasi hanya karena banyak yang menyukainya atau membagikannya, yaa!
Kesimpulannya, algoritma sosial media memang memiliki pengaruh besar dalam membentuk cara kita memandang dunia. Dengan hanya menampilkan konten yang sesuai minat, algoritma dapat mempersempit perspektif kita dan memicu fenomena seperti FOMO, atau Fear of Missing Out. Jika Sobat Filemagz merasa sering terjebak dalam FOMO akibat sosial media, cek artikel kami FOMO: Memahami Perasaan Takut Melewatkan Sesuatu untuk memahami lebih jauh efeknya.
Gimana nih, apakah Sobat Filemagz juga merasakan pengaruh dari algoritma media sosial? Coba tulis pengalaman kalian di kolom komentar, ya! Selalu berhati-hati dalam menggunakan media sosial dan tetap berpikir kritis. Jangan lupa follow Instagram Filemagz dan Filetechno untuk informasi menarik lainnya seputar lifestyle dan teknologi!