Halo, Sobat FILE! Seperti kamu ketahui, pemerintah saat ini gencar-gencarnya mempromosikan revolusi industri 4.0 untuk menuju Indonesia yang semakin maju. Hal ini menunjukkan sikap positif pemerintah yang mendukung startup lokal dimana siap menghadirkan kemudahan demi kemudahan dengan memanfaatkan teknologi. Tak terkecuali di bidang keuangan (finansial) yang biasa disebut fintech (financial technology). Dan fintech di Indonesia sendiri dinilai memiliki perkembangan konsisten serta dapat menjadi masa depan dalam transaksi keuangan modern.
Fintech sendiri dari definisi yang dikutip di situs Bank Indonesia adalah hasil gabungan antara teknologi dan jasa keuangan, yang mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat. Jadi, yang pada awalnya harus melakukan transaksi dengan bertemu langsung atau bertatap muka, kini bisa dilakukan walau dengan jarak jauh atau dalam hitungan detik saja.
Bagi kamu yang berada di kota besar, pastinya sudah tidak asing menemukan sign bertuliskan cashback entah berapa persen yang ditawarkan masing-masing outlet dari berbagai penyedia jasa e-wallet atau payment gateway. Nah, e-wallet atau payment gateway itu termasuk salah satu jenis fintech, Sobat FILE!
Eh, emang fintech ada apa aja? Sebenarnya manfaat fintech kayak gimana sih? Apakah aman dan terjamin untuk digunakan? Oleh karena itu, ayo simak lebih lanjut mengenai penjelasan soal fintech ini.
Kategori fintech di Indonesia
Peer to Peer (P2P) Lending dan Crowdfunding
Peer to Peer Lending (P2P Lending) merupakan sebuah cara memberikan pinjaman modal kepada individu maupun bisnis dan sebaliknya, kamu dapat mengajukan pinjaman. Jenis fintech seperti P2P Lending memungkinkan setiap orang untuk dapat melakukan transaksi pinjam-meminjam untuk berbagai kepentingan tanpa menggunakan jasa dari lembaga keuangan yang sah sebagai perantara.
Sistem P2P Lending ini memiliki konsep yang mirip dengan marketplace online pada umumnya, yang menjadi platform bertemunya pembeli dengan penjual.
Startup fintech di Indonesia sudah marak yang menggunakan fintech jenis P2P lending ini di antaranya adalah Kredivo, Uang Teman, KoinWorks, Investree, Modalku dan Amartha.
Sedangkan crowdfunding lebih berupa pengumpulan dana secara massal dengan sifat lebih ke charity, seperti mendanai suatu karya atau berdonasi. Fintech populer yang berorientasi pada jenis crowdfunding di Indonesia adalah KitaBisa.com.
Market Aggregator
Terdapat juga jenis fintech, market aggregator yang berupa situs atau platform dimana kamu dapat melihat berbagai informasi mengenai layanan keuangan. Kamu sebagai pengguna dapat cermat untuk membandingkan layanan keuangan seperti apa yang akan dipilih dan dibutuhkan. Kamu bisa terbantu dalam mengambil keputusan keuangan yang bijak dengan layanan fintech jenis ini!
Beberapa startup yang bergerak di bidang ini adalah CekAja, Cermati hingga DuitPintar.
Risk and Investment Management
Nah, sebelumnya sudah ada fintech yang jenisnya membantu peminjaman dan juga mengumpulkan informasi. Tidak lengkap rasanya, kalau layanan perencanaan keuangan tidak ada disini. Fintech satu ini memudahkan kamu untuk menyusun serta merencanakan keuangan secara digital, cukup lewat aplikasi dalam smartphone. Kamu tak perlu mengantri lama-lama konsultasi dengan perencana keuangan dengan adanya fintech ini. Kamu juga tinggal mengisi data-data terkait, dan dalam waktu singkat akan muncul rencana keuangan yang tepat dan sesuai kebutuhanmu!
Startup yang mendalami jasa fintech ini adalah Jojonomic, Bareksa, dan Finansialku.
Payment, Clearing and Settlement
Ini dia jenis fintech yang paling populer di Indonesia, dimana berdasar infografis dari CNBC Indonesia yang mencapai 39% dan bisa dibilang mendapat perhatian general public awareness tertinggi di Indonesia khususnya kota-kota besar.
Semenjak e-commerce menjadi primadona transaksi produk secara online, payment gateways menjadi salah satu alternatif efektif bagi kamu untuk memudahkan atau mempercepat proses pembayaran, dengan begitu kamu dapat melakukan pembayaran 1 portal saja, via smartphone. Tidak ketinggalan, e-wallet yang perlahan mengubah lifestyle orang Indonesia menjadi masyarakat cashless. Bagaimana tidak?
Kamu dapat melakukan transaksi all in one device dengan mudah dan praktis, yaitu smartphone. Tinggal scan barcode atau memakai layanan jasa online, maka otomatis saldo uangmu akan berpindah sendirinya. Ditambah lagi promosi tiap penyedia jasa e-wallet yang menawarkan cashback gila-gilaan, tentu ini ikut berkontribusi membuat kamu betah memakainya kan?
Manfaat fintech untuk masyarakat dan negara
Kemudahan layanan transaksi finansial
Zaman sekarang hampir semua orang sudah mempunyai smartphone dan cepat akrab dengan digitalisasi yang terjadi. Berkat itu, perkembangan fintech di Indonesia pun terus kokoh. Salah satu yang paling dirasakan manfaatnya adalah betapa mudahnya transaksi layanan finansial seperti BPJS, listrik, pulsa dan tagihan lainnya berkat fintech yang dapat diakses pada gadget masing-masing. Coba jika dibandingkan dengan 10 tahun lalu, dimana orang-orang masih harus pergi ke atm maupun teller bank untuk melakukan transaksi semacam itu.
Dengan kemudahan layanan finansial, kamu tidak perlu repot dan bahkan bisa menghemat waktu serta tenagamu, karena semua dilakukan secara digital sehingga tidak perlu keluar rumah semua sudah beres saja.
Membantu bisnis kecil atau UMKM mendapatkan modal bunga rendah
Sebelum fintech menjadi seperti sekarang, mayoritas para pelaku bisnis maupun UMKM memperoleh modal dari pinjaman bank atau koperasi. Tapi kamu tentu tahu kalau meminjam dari bank, biasanya memiliki bunga yang cukup tinggi dan regulasi atau prosedur yang sulit.
Oleh karena itu, dengan hadirnya fintech berbasis P2P lending yang mulai menjamur sangat membantu memajukan bisnis kecil atau UMKM karena dikenal dengan peminjaman modal yang berbunga relatif lebih rendah dibanding bunga bank. Kamu yang punya passion dalam memulai bisnis, tidak perlu ragu untuk mencoba mengajukan peminjaman di fintech P2P. Namun, kamu juga harus selektif dan mencari tahu terlebih dulu jasa P2P yang sudah kredibel dan punya portfolio panjang.
Mendukung inklusi keuangan
Fintech di Indonesia tentu memiliki dampak positif juga kepada negara. Fintech ikut berperan dalam program pemerintah Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SKNI), dimana menjadi solusi alternatif untuk mendukung inklusi keuangan karena layanan fintech yang umumnya berbasis online. Sehingga hal ini dinilai bisa lebih mudah diakses oleh siapa pun yang memiliki jaringan internet. Hal ini sejalan dengan pilar ketiga dari pengembangan inklusi keuangan di Indonesia, yaitu Layanan Keuangan Digital Inovatif.
Menjadi pengatur keuangan yang lebih efektif
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi selalu dapat menjadi dua mata pisau, namun itu kembali lagi kepengunaan kamu, Sobat! Fintech dinilai mendorong perilaku masyarakat menjadi lebih konsumtif, karena akses yang lebih mudah dan cepat serta promo dimana-mana.
Namun kamu juga dapat bijak memanfaatkan teknologi finansial ini, flow keuanganmu jadi tercatat lebih baik. Dengan begitu kamu akan menjadi lebih sadar mengenai pengeluaran yang sudah kamu habiskan selama sebulan terakhir. Selain itu, fintech juga bisa membantu sebagai reminder saat pengeluaranmu sudah hampir di ambang target yang telah kamu tentukan sebelumnya.
Tambahan lainnya karena fintech berbasis digital, kamu akan mudah memantau rekam jejak finansialmu sehingga untuk mengatur, menabung sampai menghemat keuangan bisa kamu lakukan hanya lewat gadget saja. Tentunya ini dinilai lebih praktis dan efektif kan, Sobat?
Fintech dapat merangsang angka perkembangan bitcoin
Last but not least, dampak positif dari perkembangan fintech di Indonesia ikut serta memacu perkembangan bitcoin di dunia finansial. Dikatakan bahwa kurang lebih 2.5 milyar pengguna bitcoin tidak mempunyai akun bank namun masih bisa melakukan bermacam transaksi seperti transfer, pembayaran atau transaksi lainnya tanpa kendala.
Peran serta dukungan lembaga keuangan seperti OJK dan Bank Indonesia untuk perkembangan fintech di Indonesia
Bank Indonesia dan OJK bekerja sama sebagai lembaga keuangan yang bertugas mengawasi perkembangan fintech di Indonesia, sehingga kamu yang masih sempat ragu soal keamanan menggunakan fintech bisa bernafas lega. Apalagi perushaan fintech yang sudah ternama dan kredibel, pastinya sudah menggantongi izin .
Selain itu perusahaan fintech juga harus melaporkan perusahaan mereka ke kedua lembaga ini jika tidak mau dianggap ilegal. Hal ini diperlukan untuk melindungi konsumen. Kenapa emangnya? Karena dalam sistem fintech diperlukan pengumpulan informasi data konsumen serta adanya transaksi perputaran uang yang terjadi. Jika tidak diawasi, bisa berdampak buruk untuk konsumen.
Nah, demikian hal yang perlu kamu ketahui soal fintech di Indonesia ini, Sobat FILE! Bagaimana pendapatmu soal perkembangan teknologi layanan keuangan berbasis digital yang sedang maraknya saat ini di Indonesia? Kamu dapat tulis dan sharing di kolom komentar di bawah ya, Sobat!