Halo Sobat Filemagz! Seperti yang kita ketahui, setiap teknologi baru yang dilahirkan akan memberikan perubahan pada berbagai aspek kehidupan, untuk yang lebih baik maupun lebih buruk. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai bagaimana kehadiran AI generatif dapat memberikan pengaruh pada dunia seni yang kita tahu pada saat ini. Yuk, baca lebih lanjut untuk mengetahuinya!
Apa itu AI generatif?


(Sumber: IdahoINBRE)
Menurut artikel dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) News yang diterbitkan pada 2023, AI (Artificial Intelligence) generatif dapat dianggap sebagai model machine learning yang tidak dilatih untuk membuat prediksi dari kumpulan data, melainkan untuk membuat data baru. AI generatif bekerja dengan menerima dan mempelajari pola serta hubungan dalam set data yang terdiri dari konten buatan manusia. Pola-pola yang ditemukan tersebut akan digunakan model untuk membuat data baru yang unik. Data baru yang dimaksud dapat berupa ide maupun konten seperti teks, gambar, video, audio, dan kode.
Dengan peningkatan popularitasnya yang pesat di beberapa tahun terakhir, seharusnya kamu sudah tidak asing dengan penggunaan AI generatif di kehidupan sehari-hari. ChatGPT dan DALL-E merupakan dua contoh model AI buatan OpenAI yang dapat menghasilkan konten unik berupa teks maupun gambar sesuai dari prompt yang diberikan pengguna. AI generatif kini sudah digunakan dalam skala besar pada industri kesehatan, farmasi, manufaktur, marketing, pengembangan perangkat lunak, periklanan, dan hiburan.
Revolusi Seni: Bagaimana AI Memengaruhi Cara Kita Berkarya


(Source: NDTV)
Seni, terutama pada bentuk visual, merupakan salah satu bidang yang mengalami perubahan signifikan dengan kehadiran AI generatif. Model DALL-E yang sudah disebutkan sebelumnya merupakan salah satu AI yang banyak dibahas para pecinta seni visual karena kemampuan utamanya yang terfokus dalam pembuatan gambar.
Sebagian seniman merasa bahwa model AI tersebut memperbolehkan mereka untuk mengeksplorasi dan bereksperimen dengan gaya visual yang sebelumnya sulit dicapai. AI pun menjadi penyumbang ide yang dapat dibilang “out-of-the-box” atau tidak terpikirkan sebelumnya. Banyak pengakuan kreator akan bagaimana AI telah meringankan pekerjaan mereka dengan mengotomatisasi tugas repetitif dan memakan waktu. Contohnya adalah pernyataan dari Dirk Boll, Wakil Ketua 20th and 21st Century Art di Christie’s London, bahwa penggunaan AI memotong cepat proses riset dan pembuatan katalog dari beberapa hari menjadi hanya beberapa detik.
Dengan memiliki AI yang dapat membantu proses riset referensi dan sketsa awal, seniman dapat memberikan perhatian penuh pada pekerjaan yang membutuhkan kreativitas lebih tinggi seperti perancangan konsep dan cerita di belakang karya. Kolaborasi manusia dan AI dalam berimajinasi dan menciptakan karya juga membuka jalan untuk berbagai oportunitas serta inovasi baru dalam industri seni.
Kontroversi dan Etika Penggunaan AI Generatif: What We Should do?


(Sumber: Ghibli Howl’s Moving Castle)
Di sisi lain, penggunaan AI generatif juga menerima banyak perlawanan dari sebagian komunitas seni, lho. Diantaranya, isu yang seringkali diangkat adalah penentuan hak cipta dan kepemilikan karya yang dibuat dengan bantuan AI. Seperti yang sudah diketahui, AI membutuhkan data set dalam jumlah banyak untuk bekerja.
Menurut sebuah artikel terbitan The New Stack pada 2023, proses spesifik yang digunakan AI generatif yang fokus pada generasi konten visual adalah “diffusion”. Proses ini mengajarkan AI untuk memulihkan training data yang dihancurkan menggunakan Gaussian noise dengan memutarbalikkan proses penghancuran “noising” tersebut. Seringkali, data terdiri dari gambar yang digunakan dalam pelatihan AI ini tidak memiliki sumber yang jelas dan legal. Karena inilah timbul perdebatan mengenai kepemilikan sebenarnya dari karya yang dibuat dengan bantuan AI. Dalam skenario yang lebih buruk, AI juga dapat digunakan dalam penipuan jasa pembuatan karya.
Batasan hukum serta peraturan penggunaan AI generatif yang masih belum tetap mengharuskan kita untuk menggunakan modelnya secara beretika. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga transparansi karya, membatasi persentase keterlibatan AI dalam proses kreatif, dan selalu menggunakan provider model yang terpercaya untuk menghindari permasalahan sumber data.
Bagaimana pendapatmu mengenai topik ini, sobat Filemagz? Yuk, bagikan di kolomkomentar! Kalau mau baca artikel tentang seni, yuk baca 6 Elemen Desain yang Wajib Diketahui Designer! Jangan lupa untuk follow Instagram Filemagz dan Filetechno untuk konten menarik lainnya! Happy reading.