Membangun sebuah bisnis memerlukan banyak hal untuk disiapkan. Sebuah ide, ilmu, dan banyak lainnya, termasuk perlunya modal. Namun banyak juga pengusaha yang memulai bisnis mereka dengan modal yang secukupnya dan bahkan tanpa modal sama sekali, namun sekarang telah sukses. Banyak pengusaha yang berhasil mengubah hidupnya dari yang sebelumnya berekonomi kurang hingga akhirnya berlimpahan lembaran uang. Berikut ini adalah 10 pengusaha fenomenal yang berhasil membangun bisnis mereka dari titik nol.
1. Michael Dell
Seperti nama belakangnya, Michael Dell adalah pelopor dari perusahaan komputer Dell. Michael dulunya pernah bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restoran dan beberapa tahun kedepannya ia bekerja menyaring data untuk mendapatkan pelanggan baru di Houston Post. Dari pekerjaan-pekerjaan ini, Michael mendapatkan modal pertamanya untuk mendapatkan 3 sistem komputer.
Pada waktu itu, komputer belum dijual langsung kepada publik, dan hal ini mencetus sebuah oportunitas dan ide bagi Michael. Pada masa kuliahnya, ia membangun komputernya sendiri di kamar kosnya dan menjualnya ke teman-temannya. Michael sudah gemar dengan komputer, teknologi, dan bisnis sejak kecil, walaupun orang tuanya menginginkan ia untuk mendalami farmasi. Michael mengikuti minatnya dan ia telah mencapai kesuksesan kini karena keputusannya.
2. Jacob Arabo
Jacob adalah pendiri dari perusahaan yang ia miliki, Jacob and Co. Jacob berasal dari Uzbekistan dan pindah ke Amerika pada umur 14 tahun. Pada saat pindah, keluarganya tidak memiliki apa-apa dan Jacob terpaksa untuk tidak melanjutkan pendidikannya untuk mencari nafkah.
Pada umur 16 tahun ia memulai untuk belajar membuat dan menjual perhiasan. 2 tahun berikutnya, ia sudah memiliki 10 karyawan serta perusahaannya sudah dikenal dengan luas dimana pelanggannya adalah selebriti-selebriti terkenal seperti David Beckham dan Jay-Z.
3. Sam Walton
Sam Walton adalah pendiri dari supermarket raksasa yakni dikenal dengan nama Walmart. Ia lahir dari keluarga yang kurang beruntung dan sejak kecil Sam sudah membantu keluarganya dengan mencari nafkah dengan bekerja. Memeras susu sapi, mengantar susu sapi, mengantar koran, sampai mencari pelanggan majalah ia lakukan untuk dapat memberi makan keluarganya. Dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut, Sam telah mendapatkan kemampuan untuk bernegosiasi yang menjadi sebuah skill yang ia gunakan untuk menggapai suksesnya di masa yang akan datang. Seiring bertumbuhnya Sam, ia masih terus bekerja, bahkan sampai ia di perguruan tinggi ia masih bekerja sebagai seorang pramusaji.
Pada tahun 1945, dengan uang yang telah ia tabung dan uang yang ia pinjam dari ayah mertuanya, Sam membuka toko kelontong pertamanya. Dengan investasi serta kemampuan yang ia miliki, jalur menuju sukses sudah ia bangun sejak dini hari.
4. Jan Koum
Jan Koum datang ke Amerika dari Ukraina bersama keluarganya dengan kondisi yang sulit. Saat itu Jan berusia 16 tahun, dan keluarganya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehingga mereka terpaksa untuk mendapatkan makanan dengan menggunakan food stamp yang mereka kumpulkan dari jalanan. Jan juga bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sebuah toko pada saat itu.
Hidup Jan mulai berubah pada umur 18 tahun. Ia mulai tertarik dengan bahasa pemrograman dan berhasil diterima di Ernst & Young sebagai seorang security tester. Ia lalu bekerja untuk Yahoo selama 9 tahun. Pada tahun 2009, ia membeli iPhone dan menyadari sebuah peluang bisnis pada aplikasi smartphone. Jan lalu bersama temannya membuat aplikasi bernama WhatsApp yang akhirnya dibeli oleh Facebook seharga 252 triliun rupiah.
5. Ashish Thakkar
Pada tahun 1994, Ashish yang saat itu berusia 12 tahun, berhasil melarikan diri dari genosida Rwanda bersama keluarganya. Setelah berlindung di sebuah hotel dengan 1.200 orang lainnya, ia terbang keluar negeri ke Uganda dimana orang tuanya kehilangan seluruh hartanya yang telah ditabung selama puluhan tahun.
Pada usia 15 tahun, Ashish menjual sebuah komputer ke keluarga temannya dan mendapatkan penghasilan pertamanya. Ashish juga meminjam uang dari bank untuk mengimpor produk-produk komputer dari Dubai, dan ini menjadi cerita lahirnya Mara Group. Tidak lama kemudian, ia membuka kantornya sendiri di Dubai, dan bisnisnya berkembang dengan pesat. Kini Mara Group beroperasi pada bidang instrastruktur telekomunikasi, kemasan, hotel, pusat konferensi dan pusat perbelanjaan, pabrik kertas, dan ribuan hektar tanah pertanian.
6. John Paul DeJoria
Hanya untuk bertahan hidup, John bekerja sebagai petugas kebersihan, pengantar koran, dan sopir truk pada masa mudanya. John juga pernah terpaksa untuk tidur di mobilnya dan dua kali menjadi tunawisma. Namun suatu hari saat sedang bekerja di sebuah perusahaan perawatan rambut, ia mengambil keputusan untuk membuat perusahaannya sendiri dengan bekerja sama dengan salah satu penata rambut di perusahaan tersebut. Ia akhirnya membangun bisnisnya, Paul Mitchell.
Dengan meminjam modal sebesar 30 juta rupiah, mereka mulai menjual produk samponya dengan cara door-to-door. Dan kini, Paul Mitchell sudah berpendapatan sebanyak 13 triliun rupiah setiap tahunnya.
7. Kevin Plank
Kevin adalah seorang mantan pria bangkrut yang sering menjadi bahan olokan kawan-kawannya di saat bermain olahraga karena tubuhnya yang terus berkeringat secara eksesif. Karena tidak tahan dengan ejekan teman-temannya, Kevin memutuskan untuk membuat baju olahraga yang dapat menyerap keringat. Ia meminjam modal dari bank untuk memulai bisnisnya.
Bisnisnya, Under Armor, menjadi sangat populer dengan kerja keras dan tekad yang dimiliki Kevin. Kini perusahaannya memiliki kekayaan mendekati 6,6 triliun rupiah.
8. Francois Pinault
Pada masa kecilnya, Francois harus berhenti sekolah karena tidak tahan di-bully oleh teman-teman yang mengata-ngatai kemiskinannya. Francois kini, sebagai seorang pengusaha, dikenal dengan taktik bisnisnya yang biasa disebut predator, dimana ia membeli perusahaan-perusahaan kecil dengan harga murah saat pasarnya sedang jatuh. Kini, Francois adalah seorang konglomerat di bidang fashion dan memiliki rumah modenya sendiri seperti Gucci, Stella McCartney, Alexander McQueen, dan Yves Saint Laurent.
9. Steve Jobs
Masa lalu sang bapak gadget adalah salah satu yang termasuk menyedihkan. Steve lahir tanpa adanya orang tua, dan ia diadopsi oleh sebuah keluarga yang memiliki kekurangan secara ekonomi. Di saat kuliah, ia mencoba untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya karena ia tidak sanggup untuk menamatkan pendidikannya. Kehidupan Steve diisi dengan kegiatan seperti tidur di lantai kamar temannya, mengumpulkan Coca-Cola, dan meminta makanan gratis seminggu sekali dari kuil lokal.
Pada tahun 1976, bersama Steve Wolzniak, di garasi orang tua Wolzniak, mereka memulai perusahaan Apple Computers. Meski tidak memiliki uang, Steve bervisi untuk berinovasi dan mengubah dunia. Selama Apple Computers berjalan dan berkembang, Steve Jobs adalah alasan utama perusahaan tersebut terus tumbuh.
10. Rajkumar Gupta
Ia adalah pendiri dari Mukti Group, perintis dan konseptor untuk arsitektur Kolkata, dan membuka apartemen huni pertamanya pada tahun 1984. Pada tahun tersebut, Mukti Group menjadi perusahaan yang tumbuh menjadi key player di Bengal, dengan banyaknya pusat hiburan, multipleks, hotel internasional, lounge, restoran, dan masih banyak lagi.
Rajkumar dilahirkan di keluarga yang miskin. Rajkumar mendapatkan gaji sebesar 150.000 rupiah per bulan di pekerjaan full-time pertamanya. Lalu, ia pindah ke pekerjaan lain dan bekerja di sana selama sekitar 5-6 tahun dan belajar banyak tentang teknik berdagang, hingga akhirnya ia dapat membuka bisnisnya sendiri.
Pada saat itu, Rajkumar akhirnya mampu menyewa sebuah rumah kecil untuk tempat tinggalnya dan keluarganya walau harus berdesak-desakan. Walau dengan kondisi ekonominya yang tidak meroket, ia tetap berbuat baik pada orang lain dan sering berbagi dengan yang membutuhkan. Ia rajin menyumbang serta sering terlihat di banyak kegiatan sosial. Kini Rajkumar dikenal sebagai orang yang jujur dan disaat ada berita bahwa ia sedang melakukan pitching bisnis, tidak akan ada investor yang takut untuk menanamkan modal di dirinya.
Nah, itu dia cerita-cerita dari pengusaha yang berhasil mengubah hidupnya dan bahkan menjadi pengusaha yang sangat sukses. Banyak moral dan motivasi yang dapat kita tangkap dari cerita-cerita mereka. Secara keseluruhan cerita mereka membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Bahkan dengan modal yang tidak ada, kamu bisa membangun bisnis kamu sendiri dan menjadi seorang pengusaha yang sukses.