Halo, Sobat FILE! Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah AI atau artificial intelligence bukan? Ya, teknologi yang satu ini memang sudah banyak dikenal dan telah digunakan oleh beberapa perusahaan, misalnya Google. AI dapat dimengerti sebagai kecerdasan buatan yang memungkinkan mesin untuk belajar dari pengalaman, memahami input, dan melaksanakan tugas-tugas seperti manusia. Salah satu contoh penerapan dari AI yang terkenal adalah algoritma-algoritma yang digunakan oleh berbagai media sosial dan search engine seperti Google. Pada CES atau Consumer Electronics Show tahun ini, salah satu teknologi yang banyak dibicarakan adalah NEON yang diperkenalkan oleh STAR Labs, yaitu Samsung Technology & Advanced Research. Jika kita biasa menyebutnya dengan artificial intelligence, STAR Labs menyebut NEON sebagai artificial human. NEON sendiri merupakan sebuah asisten berbentuk hologram yang didesain layaknya manusia.
NEON berpusat pada prinsip R3, yaitu Reality, Real-time, dan Responsive. Konsep pertama, Reality, merupakan sebuah konsep yang membuat interaksi dengan NEON terasa seperti berbicara dengan manusia asli. Hal ini membuat interaksi dengan NEON tidak seperti berinteraksi dengan digital assistant pada umumnya yang menggunakan jawaban yang telah diatur. Contohnya, jika kita menanyakan Siri atau Google Assistant tentang suatu hal, mereka akan memberikan jawaban yang telah ditentukan. Berbeda dengan Siri dan Google Assistant, NEON justru akan memberikan jawaban yang lebih personalized, di mana jawaban tersebut didasari oleh memori dan perasaan layaknya manusia asli.
Prinsip kedua, yaitu real-time, membuat interaksi dengan NEON semakin cepat. NEON akan melontarkan langsung pertanyaan yang diberikan ke cloud, kemudian respons dari cloud akan diterima dalam waktu 20 milisekon. Prinsip ketiga, yaitu responsive, merupakan salah satu kemampuan NEON untuk memiliki perasaan dan emosi. Jadi, intonasi ketika kamu berbicara dapat menghasilkan respon yang berbeda dari NEON.
Peran NEON ke Depannya
Inovasi dari STAR Labs ini memang canggih. Bagaimana tidak? NEON dapat berbicara berbagai macam bahasa, memiliki memori dan dapat mengikuti mimik wajah, ekspresi, intonasi layaknya manusia asli. Kecanggihan NEON bisa saja menjadi kunci dari kehidupan futuristik yang sering kita lihat di film-film.
“NEON merupakan suatu bentuk kehidupan yang baru,” klaim CEO Pranav Mistry. “Di luar sana sudah terdapat banyak sekali spesies makhluk hidup, dan kami berencana untuk menambahkan satu spesies lagi,” lanjutnya.
Dengan seluruh kemiripannya dengan manusia, avatar digital yang satu ini tentu saja dapat melakukan beberapa profesi layaknya manusia pada umumnya. Beberapa pekerjaan tersebut misalnya resepsionis serta customer service digital, pembaca berita, pekerja virtual yang dapat ditempatkan di kios-kios, bahkan NEON juga dapat digunakan untuk memproduksi video, trailer, hingga film itu sendiri.
Akan tetapi, CEO Pranav Mistry mengklaim bahwa meskipun NEON secara penampilan dan kemampuannya menyerupai manusia, NEON bukanlah android ataupun duplikat AI untuk menggantikan manusia. Untuk saat ini, NEON diarahkan sebagai teman dan pendamping untuk manusia. Salah satu alasan NEON diperkenalkan di CES 2020 sendiri adalah untuk mengetahui pendapat publik mengenai NEON.
Isu yang Masih Dihadapi NEON
Kecanggihan yang disuguhi oleh NEON ini memang tidak perlu diragukan lagi. Akan tetapi, layaknya pengembangan AI lainnya, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian bagi banyak pihak, termasuk nama-nama besar di bidang industri. Seperti yang dinyatakan oleh Elon Musk dan Bill Gates, perkembangan AI bisa jadi menjanjikan sekaligus berbahaya. Beberapa hal yang patut menjadi fokus bagi para pengembang AI, termasuk NEON, adalah privasi, keamanan, serta etika dari AI itu sendiri.
Bagaimana AI itu mengetahui apa yang benar dan salah? Bagaimana memastikan bahwa riset yang dilakukan dipergunakan untuk kepentingan pengembangan dan untuk tujuan yang benar? Bagaimana memastikan agar riset tersebut tidak digunakan untuk memanfaatkan manusia sendiri?
Bukan hanya NEON, beberapa penggunaan AI pun masih mengundang kontroversi. Misalnya saja Project Maven dari Pentagon yang dikabarkan hendak menggunakan AI untuk operasi militer. Kabar ini mengundang kontroversi karena dikhawatirkan Project Maven, yang berupa drone, dapat membunuh orang yang salah. Selain itu, beberapa perusahaan teknologi asal China pun menyalahgunakan face recognition untuk melacak minoritas Muslim di China.
Dengan kemiripan yang cukup tinggi dengan manusia, tidak sedikit orang yang khawatir akan penyalahgunaan Samsung NEON. Jika jatuh ke tangan yang salah, bukannya tidak mungkin apabila avatar digital ini digunakan untuk penipuan atau manipulasi. Misalnya saja, NEON dapat digunakan saat kampanye pemilu untuk meningkatkan tensi politik.
Mistry selaku CEO STAR Labs tentunya menyadari segala pro dan kontra terhadap NEON. “Selalu ada (sisi) baik dan buruk dari setiap teknologi dan bagaimana kita menggunakannya,” ujar Mistry. “Itu tidak hanya berlaku untuk AI, tetapi juga teknologi lainnya. Kami percaya bahwa itu adalah tanggung jawab kami sebagai manusia, dan juga tanggung jawab generasi ini, bahwa … jika kami (membuat sesuatu) hari ini, kami ingin memastikan bahwa segala sesuatunya, mulai dari tingkat arsitektur, dari tingkat desain, bahwa itu tidak disalahgunakan di tempat yang salah.”
Setelah mengetahui beberapa fitur canggih yang dimiliki NEON, bagaimana NEON dapat membantu kehidupan manusia, juga isu-isu yang masih menjadi perdebatan terkait NEON, berada di tim manakah kamu? Apakah kamu mendukung pengembangan NEON? Atau kamu masih sangsi terhadap segala kemungkinan penyalahgunaan artificial human, NEON? Jangan lupa sampaikan pendapat kamu di kolom komentar ya, Sobat FILE.
Angie Chiang sebagai seorang neuroscientist memastikan bahwa NEON akan membantu kehidupan manusia dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang pekerjaan, seperti pembawa acara, resepsionis, atau bahkan pemain film virtual. Meskipun begitu, Chiang juga sadar bahwa terdapat beberapa pihak yang takut apakah NEON dapat menggantikan manusia kedepannya, namun, Chiang membalas orang-orang yang memiliki pemikiran tersebut dengan mengatakan
“Saya adalah seorang neuroscientist, dan semua (neuroscientist) belum mengerti sepenuhnya tentang cara kerja otak manusia. Bagaimana bisa sebuah benda yang kita buat menjadi lebih pintar dari otak manusia jika kita sendiri belum sepenuhnya mengerti tentang cara kerja otak manusia?”
Seiring berkembangnya NEON, STAR Labs mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan SPECTRA, perusahaan teknologi yang dapat membantu NEON menjadi individu virtual yang memiliki kecerdasan, kemampuan belajar, perasaan dan ingatan.
Wah, menarik sekali ya jika sebuah Artificial Human seperti NEON bisa menjadi individu berperasaan yang dapat membantu kehidupan kita? Bagaimana pendapatmu Sobat FILE?