“Selama aku belum menyatukan Nusantara, aku takkan menikmati Palapa. Sebelum aku menaklukkan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pulau Pahang, Pulau Dompo, Pulau Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, aku takkan mencicipi palapa.”
Itulah bunyi Sumpah Palapa yang diikrarkan oleh Gajah Mada. Bisa dibilang bahwa Sumpah Palapa ini menginspirasi nama proyek dari tol langit milik Indonesia, yaitu Palapa Ring Project. Sejalan dengan bunyi Sumpah Palapa, tol langit ini diharapkan dapat menyatukan seluruh nusantara. Bukan dengan perang, melainkan dengan internet.
Kalau berbicara tentang tol, pasti yang terpikirkan di benak kita adalah jalan yang biasa kita gunakan untuk berpergian jarak jauh, bukan? Baik itu tol darat maupun tol laut. Akan tetapi, tol yang satu ini bukanlah seperti tol yang sering kita jumpai.
Tol langit merupakan istilah untuk menggambarkan ‘jalan tol’ dalam bentuk digital. Proyek tol langit inilah yang disebut dengan Palapa Ring Project. Diresmikan pada tanggal 14 Oktober 2019, tol langit ini sudah siap untuk beroperasi loh, sobat FILE! Nah, kali ini, FILE sudah menyiapkan beberapa informasi singkat yang perlu kamu ketahui terkait Palapa Ring Project ini. Yuk, kita simak penjelasan di bawah ini!
Tentang Palapa Ring Project
Mencapai panjang 36.000 kilometer, serat optik ini membentang dari barat hingga timur Indonesia. Palapa Ring Project ini diciptakan dengan tujuan untuk menggenjot industri digital di Indonesia. Dengan begitu, diharapkan agar peluang usaha berbasis internet dapat terbuka lebih lebar bagi seluruh masyarakat Indonesia, mulai dari ibu kota hingga pelosok-pelosok negeri.
Kecepatan internet dari Palapa Ring diklaim dapat mencapai 40 Mbps, sementara itu kecepatan upload-nya mencapai 7 Mbps. Tes kecepatan ini dilakukan di Palapa Ring-Tengah, tepatnya di Terminal Station Morotai. Padahal, sebelumnya, kecepatan internet di Morotai hanya mencapai 2 Mbps loh, sobat FILE! Selain di Terminal Station Morotai, wilayah di sekitar Taman Kota Morotai juga mengalami peningkatan kecepatan internet yang cukup pesat, dengan kecepatan mencapai 30 Mbps.
Cakupan Wilayah
Mencakup seluruh wilayah Indonesia dari barat ke timur, Palapa Ring Project ini dibagi menjadi 7 lingkar kecil, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku. Ketujuh lingkar kecil ini dihubungkan dengan 1 backhaul. Ketujuh lingkar kecil ini kemudian dikelompokkan menjadi 3 paket berdasarkan tahapan pembangunannya, yaitu Palapa Ring-Timur, Palapa Ring-Tengah, serta Palapa Ring-Barat.
Palapa Ring-Timur mencakup beberapa provinsi, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat. Panjang kabel serat optik di Palapa Ring-Timur mencapai 6.878 kilometer. Palapa Ring-Tengah mencakup Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kalimantan Timur. Palapa Ring-Tengah ini menggunakan 1.326 km kabel serat optik di darat dan 1.787 km kabel serat optik di bawah laut. Sementara itu, Palapa Ring-Barat mencakup Pulau Sumatera dan Kalimantan dengan panjang kabel serat optik mencapai 1.980 km.
Penggunaan Palapa Ring Project
Infrastruktur ini nantinya akan disewakan pada operator-operator seluler yang ingin melakukan perluasan jaringan ke wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh internet. Setiap pengguna jasa penyediaan bandwith dapat menggunakan kapasitas mencapai 10 Gbps. Kapasitas ini berlaku untuk segmen jaringan serat optik, baik yang di darat maupun di bawah laut.
Menarik kan, sobat FILE? Semoga dengan adanya tol langit ini, seluruh masyarakat Indonesia berkesempatan mendapatkan akses internet yang merata ya. Bagaimana pendapat kamu tentang Palapa Ring Project ini, sobat FILE? Tertarikkah kamu menantikan tol langit ini beroperasi penuh? Jangan lupa bagikan pendapat kamu di kolom komentar ya!