Dalam berbisnis, main activity yang dilakukan adalah mengembangkan produk, kemudian memasarkannya. Pernahkah kamu berpikir, jika produk yang dijual tidak aplikatif dan berguna bagi masyarakat? Mau dipasarkan dengan cara apapun, produk tersebut tidak akan diterima dengan baik oleh konsumen. Pertanyaannya, bagaimana cara membuat produk yang berkualitas, sementara perusahaan harus mensuplai ribuan kebutuhan yang dibutuhkan penggunanya? Hal seperti inilah, yang seharusnya bukan perkara mustahil di mata seorang Product Manager.
Di balik sebuah produk berkualitas dengan fiturnya yang menakjubkan, ada seorang Product Manager yang secara terus menerus meningkatkan kualitas produknya bersama dengan timnya yang luar biasa. Profesi ini dapat dikatakan sebagai ujung tombak dari kualitas sebuah produk, karena itu orang yang mendudukinya pun harus mampu membuat sistem yang meningkatkan kualitas produk sembari mempertahankan visi, strategi, desain, dan eksekusi produk yang dibuat. Seorang Product Manager juga harus mampu membuat produk yang tepat bagi masyarakat sembari menjaga keseimbangan kerja dalam tim melalui komunikasi yang baik.
Kapan Product Manager Dibutuhkan oleh Startup?
Bagi para pelaku industri khususnya startup, mungkin sering bertanya-tanya demikian. Bagaimana pun juga, ketika adanya Product Manager, founder tetap memiliki kendali penuh dari penentuan visi hingga produk tersebut meluncur ke pasar. Seiring berkembangnya sebuah produk, Product Manager sangat dibutuhkan untuk dapat bekerjasama dengan CEO secara efektif demi menghasilkan produk yang dibutuhkan konsumen. Dengan adanya Product Manager, CEO bisa lebih fokus pada keberhasilan visi serta strategi yang tepat untuk memasarkan sebuah produk.
Jadi Apa Sebenarnya Product Manager Itu?
Product Manager adalah seseorang yang mampu untuk MENGERTI visi perusahaan sekaligus apa yang diinginkan pengguna dari produk yang dihasilkan, MEMPRIORITASKAN fitur serta membangun roadmap produk itu sendiri, dan MENGEMBANGKAN jumlah pengguna dengan melakukan eksperimen secara berkala.
Product Manager Hadir untuk Menyatukan Tim
Peranan seorang Product Manager sangatlah penting in gluing the team. Atau bisa dikatakan keeratan hubungan antar anggota tim juga bergantung pada bagaimana Product Manager menyatukan mereka. Karena ke depannya sebuah tim akan bekerja bersama-sama untuk membuat sebuah produk yang berhasil. Hal-hal kecil dapat dilakukan seperti membangun komunikasi singkat sehari-harinya dengan 1 tim untuk berbagi opini mengenai isu-isu menarik serta apa saja yang akan dilakukan pada hari itu, dan masih banyak lagi.
Produk Adalah Hasil Interpretasi dari Data dan Analisis
Fitur yang ada pada sebuah produk adalah hasil dari interpretasi data dan analisis yang didapat dari konsumen. Data dan analisis akan membantu produk untuk menjadi lebih pintar dan relevan untuk penggunanya. Hal ini sangat masuk akal karena sebuah produk yang fiturnya tidak pernah digunakan sama saja dengan membuang-buang sumber daya. Dengan membuat produk yang relevan dengan kebutuhan pengguna, akan membuat mereka merasa ter-engaged dengan produk tersebut. Hal yang perlu kita lakukan adalah membuat pengguna merasa nyaman menggunakan produk tersebut, karena dengan begitu produk akan menjadi lebih populer di tengah masyarakat, yang menjadi salah satu tolak ukur dari kesuksesan sebuah produk.
Agile Inception
Agile Inception merupakan salah satu metode manajemen produk, dan merupakan metode yang dilakukan sebelum membuat sebuah produk. Dengan Agile Inception, perusahaan akan mampu untuk menentukan cakupan proyek, memperkirakan biaya dan waktu yang akan dihabiskan, menentukan resiko apa saja yang akan dihadapi, melihat sejauh mana proyek tersebut dimungkinkan terjadi atau tidak, serta mempersiapkan lingkungan proyek sebelum memulai produksi.
Setelah mengidentifikasi beberapa aspek tersebut, ide-ide cemerlang yang dapat membantu proses pembuatan produk pun bermunculan. Tujuan utama dari metode Agile Inception ini adalah meminimalisir kebingungan saat proses perancangan, memudahkan penetapan hasil akhir, pembagian pekerjaan, serta melihat tantangan yang akan dihadapi di masa depan.
Agile Scrum
Metode Agile Scrum lebih banyak digunakan pada pengerjaan sebuah prioritas yang lebih mendesak, karena metode ini memiliki timeline yang lebih dedicated dan lebih mudah dilacak. Dalam gambar di atas, seluruh kebutuhan akan dikumpulkan pada fase sprint planning sebelum membuat sebuah fitur pada sprint zero. Sebelum meluncurkan produk yang menggunakan metode ini, UI dan UX aplikasi harus diperhatikan lebih dulu. Setelahnya, buatlah mockup berdasarkan UI dan UX tersebut, barulah fase story planning dapat dimulai, dimana di fase ini akan dikumpulkan rentetan story dari pengguna yang akan menjadi materi untuk developer dalam membuat sebuah fitur. Pada dasarnya, setiap departemen harus memiliki prioritas dalam membuat sebuah produk, agar dapat mengidentifikasi apa yang benar-benar penting untuk sebuah produk dengan menghitung kapasitas kerja sebuah tim.
Hal-Hal yang Patut Dihindari
Sebagai sebuah tim, ada beberapa hal yang patut kamu hindari, yaitu:
1. Terlalu Bergantung pada Anggota Tim Lainnya
Dalam sebuah tim, seluruh anggota harus bahu membahu untuk meraih sebuah tujuan yang sama. Di sisi lain, jika tim kamu tidak membantu kamu, jangan sampai kamu sendiri tidak membantu tim kamu.
2. Terlalu Terpaku pada Job Description
Perilaku tersebut menandakan bahwa anggota tim tersebut tidak menjiwai brand yang ia bangun bersama timnya.
3. Minim Komunikasi
Berkomunikasi adalah sebuah keharusan untuk dapat bekerja dalam tim, karena komunikasi yang minim dapat menyebabkan kesalahan dan pertikaian dalam bekerja.
4. Meremehkan Kemampuan Anggota Tim Lain
Kamu harus ingat, tanpa peranan anggota tim lain, sebuah produk tidak akan mungkin terselesaikan dengan baik tanpa sinergi satu tim.
Itulah hal-hal penting dalam Product Management demi menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Pertanyaannya, sudahkan perusahaan kamu memiliki Product Manager? Jika sudah, apakah peranannya sudah sangat membantu meningkatkan kualitas produk? Cobalah untuk menerapkan berbagai metode seperti Agile Inception atau Agile Scrum dan lihat perubahannya!