Pada era digital ini, penggunaan internet di penjuru Indonesia diperkirakan mencapai angka sekitar 36 persen pada tahun 2015, dan 40 persen pada tahun 2016. Angka-angka tersebut mungkin tidak terlihat banyak, namun hal ini menunjukkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai kurang lebih 100 juta orang.
Tak hanya itu, berdasarkan market researcher GfK, 93 persen pengguna internet di Indonesia mengakses situs web melalui handphone mereka dibandingkan desktop. Indosat Oorodeo mencatat penggunaan data internet meningkat sekitar 52.5 persen dibandingkan tahun 2015 kemarin.
Pasar Mobile di Indonesia
Tak perlu diragukan lagi bahwa pasar mobile di Indonesia berkembang dengan sangat signifikan. IE Market Research memperkirakan bahwa pendapatan dari pasar mobile entertainment akan meningkat sebanyak kurang lebih 845 juta USD pada tahun 2016. Guntur Sanjoyo, managing director GfK di Indonesia, memberitahukan kepada Computer Weekly bahwa masyarakat Indonesia “meluangkan waktu selama rata-rata 5.5 jam per hari dan mengakses rata-rata 46 aplikasi dan domain situs di handphone mereka tiap harinya.”
Acting Group Head of Corporate Communications dari Indosat Oorodeo, Purnawan Suhardja, mengatakan bahwa industri startup telah men-disrupt setiap industri yang ada – seperti perbankan dan eceran – dan mengembangkan proses serta infrastruktur mereka.
Popularitas mobile juga telah mendukung perkembangan ecommerce di Indonesia, yaitu dari 12 milyar USD pada tahun 2014 menjadi 18 milyar USD pada tahun 2015. Angka tersebut diperkirakan akan menanjak menjadi 130 milyar USD pada tahun 2020, jelas mantan juru bicara dari kementerian teknologi Indonesia, Ismain Cawidu kepada The Straits Time. Sebuah studi dari Google, dan perusahaan investasi Temasek, memperkirakan bahwa angka aktivitas ecommerce di Indonesia akan mencapai 52 persen dari seluruh aktivitas ecommerce di Asia Tenggara pada tahun 2025.
We Are Social mengestimasi bahwa penjualan online di Indonesia saat ini memiliki angka di bawah 1 persen dari seluruh sektor eceran, sementara Google memperkirakan angka tersebut berjumlah sekitar 7 persen dari populasi Indonesia. Dapat dikatakan bahwa masih banyak potensi yang menunggu negara ini.
Masih Banyak yang Harus Dilakukan
Meskipun popularitas mobile telah membuka potensi bisnis, masih banyak tantangan yang harus diatasi. Beberapa masalah meliputi prasarana yang buruk dan layanan data internet yang tidak mencakup kebanyakan wilayah pedesaan. Kecepatan internet yang lambat secara tidak sengaja membuat masyarakat Indonesia mengunduh aplikasi mobile yang memang mereka sengaja cari dibandingkan melalui browsing. Hal ini menyebabkan banyak aplikasi yang akhirnya menjadi tidak terlihat di marketplace mobile yang begitu ramai.
Untuk mengatasi masalah ini, menteri telekomunikasi Indonesia, Rudiantara telah membuat peringatan keras kepada operator mobile lokal, dan mengancam untuk mencabut izin mereka jika mereka tidak “membangun apa-apa,” jelas Bloomberg.
Pemerintah juga dengan perlahan mencari berbagai cara untuk melibatkan penduduk setempat ke dalam ekosistem aplikasi mobile. Sebagai bagian dari Program Kota Pintar Jakarta, baru-baru ini pemerintah bekerjasama dengan GO-JEK dan Porter Delivery Service untuk menjual dan mengirim makanan dari kurang lebih 400 penjual kuliner jalanan.
Dilihat dari keadaannya saat ini, dan begitu banyak potensi yang dimilikinya, dapat diperkirakan bahwa di waktu kedepan, pasar mobile Indonesia dapat menjadi salah satu yang paling sukses dan dapat bersaing di antara negara-negara lainnya.