Menjadi sukses, kaya raya, dan hidup bahagia tentu menjadi harapan dan impian banyak orang. Kebanyakan orang masih berpikiran bahwa satu-satunya kunci kesuksesan adalah dengan meraih gelar Pendidikan yang tinggi dan menimba ilmu di sekolah-sekolah bergengsi. Memang tidak salah bahwa dengan pendidikan yang baik kelak akan mengantarkanmu ke masa depan yang lebih baik pula. Tetapi, memiliki gelar pun bukanlah jaminan kesuksesan seseorang.
Seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah pun dapat memperoleh kesuksesan yang serupa dengan orang yang memiliki gelar yang seabrek. Bahkan dapat menjadi lebih sukses jika memiliki mental baja juga tekad yang kuat untuk meraih kesuksesan.
Salah satu tokoh sukses yang berhasil meraih mimpinya tanpa bahkan lulus SMA adalah seorang pengusaha kaya raya asal Tiongkok, Zhou Qunfei. Ia adalah pendiri juga CEO Lens Technology yang kini nilai kekayaannya mencapai 7,4 miliar dolar AS atau setara dengan 97,5 triliun rupiah. Bagaimana tidak heran? Perusahaan tersebut merupakan perusahaan langganan para perusahaan ternama seperti HTC, Samsung, hingga Apple.
Tidak kalah hebatnya lagi bahwa ia adalah seorang perempuan berusia 47 tahun yang kini masuk ke dalam urutan Top 20 oleh majalah Forbes tahun 2017 peringkat ke-26 daftar 100 perempuan paling berpengaruh. Berikut beberapa fakta tentang Zhou Qunfei yang begitu menginspirasi!
Zhou Qunfei lahir di desa kecil dengan latar belakang keluarga yang sangat tidak mampu
Semasa kecilnya, ia sudah bekerja demi membantu orang tuanya dan merawat ayahnya yang setengah buta. Kamu tidak harus terlahir dari keluarga kaya raya untuk membuktikan bahwa kamu bisa meraih kesuksesan juga. Zhou Qunfei merupakan bukti nyata bahwa latar belakang keluarga bukanlah hambatan untuk dapat meraih kesuksesan dan terus berkarya. Zhou Qunfei lahir di provinsi Hunan, di tengah kondisi ekonomi keluarga yang sangat menyedihkan.
Ia bekerja mengurus ternak untuk membantu keuangan orang tuanya sejak kecil. Pada usia lima tahun, ia terpaksa harus kehilangan sang ibu untuk selamanya dan hidup Bersama ayahnya yang setengah buta akibat kecelakaan saat bekerja. Ketabahan Zhou Qunfei menjadikan ia sosok yang tidak mudah menyerah dan selalu memperhatikan detail. Baginya, sesulit apapun kenyataan yang ada, hidup tetap harus dijalani.
Sempat bekerja sebagai buruh pabrik
Walaupun demikian, hal tersebut tentu tidak mematahkan semangat Zhou Qunfei untuk terus menimba ilmu. Baginya, kuncinya adalah untuk hidup hemat dan terus menabung agar dapat tetap belajar. Meskipun terbilang seorang siswa berprestasi di bangku sekolah, terpaksa ia harus putus sekolah pada usia 16 tahun karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan. Ia akhirnya pergi meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja di sebuah pabrik lensa dan onderdil jam tangan di Shenzhen demi mendapatkan penghasilan untuk bertahan hidup, yaitu kurang lebih 2,5 jutaan per bulan.
Zhou menyisihkan uangnya dan menyempatkan diri untuk mengambil kursus di Shenzhen University selagi bekerja sebagai buruh kerja, hitung-hitung sekalian menabung karena lokasi pabrik yang tak jauh dari universitas. Di universitas tersebut, ia belajar banyak hal seperti akuntansi, pengoperasian computer, bahkan lisensi berkendara. Hal yang paling ia sesali adalah tidak mengambil subyek bahasa Inggris yang kelak akan sangat dibutuhkan sebagai seorang pebisnis.
Zhou Qunfei sukses menjadi perempuan yang kaya raya berkat kemampuannya sendiri
Dengan merintis perusahaan di bidang lensa, Zhou juga berlum puas karena ia sebenarnya bermimpi untuk menjadi seorang fashion designer. Pada akhirnya ia berhenti bekerja selama 3 bulan dan ia menuliskan surat pengunduran diri sekaligus mengungkapkan rasa terima kasihnya atas segalanya. Percaya tidak percaya, surat tersebut justru mengundang simpati dari kepala pabrik yang bahkan malah menawarinya untuk naik jabatan.
Sayang sekali pabrik tersebut kolaps dan pada akhirnya Zhou memulai perusahaan lensa untuk jam tangannya sendiri pada tahun 1993. Ia masih berusia 22 tahun saat itu dan memiliki modal hanya sebesar kurang lebih 3.000 dolar atau sekitar 35 juta rupiah. Lalu ia mulai menjalankan bisnisnya di sebuah apartemen kecil bersama saudara laki-laki, saudara perempuan, kedua ipar, dan juga kedua sepupunya.
Perusahaan kecilnya lalu menemukan titik terang saat memenangkan kontrak untuk membuat layar ponsel perusahaan Tiongkok raksasa TCL Corporation. Bisnisnya pun mulai meranjak menuju puncak kesuksesan. Di tahun 2003, perusahaan ponsel Motorola juga meminta perusahaan Zhou untuk mengembangkan layar untuk produk mereka, Razr V3. Di masa itu memang para perusahaan ponsel sedang memasuki masa transisi layar plastik menuju layar kaca. Sejak itu, orderan semakin banjir dari perusahaan besar seperti HTC, Nokia, Samsung, dan juga sejak tahun 2007, Apple.
Kerja keras dan keuletanmu pasti akan terbayar
Jikalau kamu jujur, gigih, dan pantang menyerah, pasti kesuksesan pun akan mengikutimu. Zhou juga termasuk orang yang kurang beruntung dalam hal percintaan. Ia menikahi mantan pemilik pabrik tempatnya bekerja dulu dan akhirnya bercerai. Ia dikaruniai 1 orang anak perempuan dan 1 orang anak laki-laki. Zhou kini merupakan salah satu orang yang disegani di dunia bisnis, khususnya Tiongkok.
Perusahaannya kini membawahi 32 pabrik dengan lebih dari 60.000 pekerja. Terbukti kan bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil? Pendapatan Lens Techonology semakin berlipat ganda sejak perusahaan ini mulai membuka diri pada publik melalui Bursa Efek Shenzhen. Hal ini membuat Lens Technology menjadi perusahaan tekno terbesar di tahun 2015. Luar biasa!
Jika sekarang kamu sedang berkutat dengan bisnismu bahkan jika kamu baru saja ingin memulai, jangan menyerah! Jika kamu yakin dirimu berada di jalan yang benar, yakinlah bahwa usaha dan kerja kerasmu tidak akan sia-sia. Tetapi tidak lupa juga untuk selalu hidup hemat. Pendidikan memang penting, tapi bukan segalanya dalam meraih kesuksesan. Semangat!